ads
JSM Morning Talk #11: Mulai dari Nol Bisa, asal Mau Belajar

JSM Morning Talk #11: Mulai dari Nol Bisa, asal Mau Belajar

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Forum Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan JSM Morning Talk kesebelas kalinya, Rabu (22/9). Tema yang diangkat adalah “Menang-is From No One to Someone”, menghadirkan Drs. H. Herry Zudianto, M.M., Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan founder Margaria Group, perusahaan yang aktif di bidang retail dan jasa.

Dalam acara teleconference, laki-laki yang pernah menjadi Walikota Yogya hadir bersama Yamin dan Tri Utami, pasangan suami istri pemilik layanan perawatan kendaraan bermotor Grand Autocare Jogja. Yamin, lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ini mengaku banyak belajar dari Herry di Margaria Group.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Melalui kegiatan kerja sama JSM, HDI Management Centre, dan iFrame tersebut, Yamin dan Tri berbagi cerita perjalanan mendirikan bisnis dengan pengalaman nol. Keduanya pertama kali saling mengenal di Margaria Group.

“Saya anak petani yang memilih beradu nasib di kota,” tutur Yamin mengawali ceritanya. Ia juga pernah bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel.

Ketika di Margaria Group, ia pertama-tama masuk di bidang umum dan menjadi pekerja serabutan. Yamin bersyukur karena mendapat kesempatan untuk berkembang. Dibanding pekerjaan sebelumnya, laki-laki ini merasa pekerjaan barunya memberikan dorongan untuk lebih banyak belajar dan mengasah kemampuan.

“Walaupun nggak sekolah secara formil, tapi saya anggap aja ini sekolah,” tuturnya.

Oleh Herry, mantan karyawannya ini dinilai memiliki semangat belajar yang tinggi. Semangat belajar ini pula yang menjadi alasan Tri, Manajer Margaria Group, menaruh hati pada Yamin. Ia yang posisi karir saat itu lebih tinggi, menyampaikan kekagumannya pada sang suami, “Saya melihat kesederhaan dan kemampuan Pak Yamin. Ini orangnya kok bisa apa-apa.”

Perbedaan status dalam pekerjaan tidak menjadikan pasangan suami istri ini sulit membangun harmoni. Tri tetap memandang Yamin sebagai seorang suami dan kepala keluarga, meski di ranah pekerjaan gajinya lebih tinggi.

“Rezekimu, rezekiku. Rezekiku, rezekimu. Tidak ada istilah rezeki sendiri-sendiri,” tutur perempuan itu.

Yamin juga menyampaikan perbedaan apapun yang ada ditanggapi dengan biasa. Ia hanya ingin fokus dan bekerja optimis untuk bersama-sama saling menghidupi keluarga.

Keharmonisan keluarga ini menjadi faktor penting bagi pasangan tersebut membangun bisnis Grand Autocare Jogja, di Jalan Magelang. Awalnya, Yamin mengawali usaha dari pengamatan sepintas terhadap usaha-usaha lain. Bisnis yang baru dirintisnya selama dua tahun ini ternyata dapat berkembang pesat, meskipun di permulaan mengalami kesulitan mencari pelanggan.

Yamin, didukung penuh oleh istri serta anaknya yang baru saja lulus cumlaude dari salah satu universitas negeri di Yogyakarta, sejak awal membangun keyakinan, “Yang penting berusaha kerja bagus dan sempurna. Kalau bagus, lak nanti dicari orang.”

Pelanggan yang awalnya sedikit kemudian turut menyebarkan informasi keberadaan bisnis servis Yamin sehingga selanjutnya terus meningkat pelanggannya.

Di samping itu, dukungan istrinya juga tampak, khususnya dalam mengatur sistem keuangan perusahaan. Di awal-awal, mereka tidak ingin fokus mencari profit terlebih dahulu, melainkan memikirkan bagaimana cara memberi upah para karyawan sehingga bisa bekerja optimal. Dalam kondisi itu, perusahaan yang berdiri di tengah kondisi pandemi ini bahkan masih sempat menyediakan uang untuk membayar zakat.

Keputusan Yamin memulai bisnis ketika situasi tidak normal ini begitu menarik. Namun menurutnya, keputusan ini memang tepat. “Jika saat masa sulit kita memulai ini, saat kondisi sudah normal tinggal melanjutkan,” jelasnya.

Sedangkan, misalnya menunggu situasi normal akan lebih sulit lagi karena selanjutnya ia perlu mengejar ketertinggalan. Saat ini bisnisnya telah mampu mencapai 20-30 pelanggan per hari.

Yamin mengaku bahwa setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi faktor penting dalam perjalanan kariernya. Pertama, fokus pada lingkup bisnis yang ingin dikelola dan mau belajar dari awal. Kedua, dukungan dari orang-orang sekitar, dalam hal ini keluarga. Serta, ilmu dari “gurunya”. Yang ia maksud adalah Herry Zudianto, ketika menjadi bosnya di Margaria Group.

Dalam kegiatan Morning Talk tersebut, selain para narasumber, hadir pula Suryadin Laoddang yang lebih dikenal dengan “dosen jualan” serta Dwiyono Irianto, Managing Director di HDI Management Centre. Pertanyaan-pertanyaan begitu banyak menghujani pasangan suami istri Yamin-Tri serta Herry Zudianto untuk mendapat lebih banyak cerita dan inspirasi.

Di akhir sesi, ketika diminta memberi closing statement, Herry secara konkrit tanpa berpanjang-panjang kata menuturkan, “Yang terinspirasi, silakan langsung do it!”

Irianto tidak terlewat menyuguhkan sebuah kutipan sebagai kesimpulan bahasan pagi itu, “Orang sukses itu adalah orang yang mau bertumbuh.” (*)

Wartawan: Ahimsa
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow