JSM Morning Talk #5: Membangun Kepercayaan di Era Ketidakpercayaan
YOGYA – JSM Morning Talk #5, Rabu (11/8) agak berbeda. Menghadirkan narasumber CEO Petak Umpet, M. Arief Budiman, S.Sn. kupasannya menyeluruh dengan tema “Membangun Kepercayaan di Era Ketidakpercayaan”. Seluruh aspek yang kemudian ujungnya mempengaruhi roda perekonomian bangsa.
“Sebagian besar problem di dunia ini berawal dari komunikasi,” kata Arif Budiman.
JSM Morning Talk adalah program rutin Jaringan Saudagar Muhammadiyah DIY, komunitas resmi para pengusaha Muhammadiyah. Untuk DIY di bawah Majelis Ekonomi dan Kewirasausahaan (MEK) PWM DIY.
Acara dimulai pukul 06.00 hingga 08.00. Selain Arief Budiman, juga menghadirkan HD Irianto (HDI Management) dengan Host Nur Aisyah Haifani (Azzahra Spa Muslimah) dan moderator Taufik Ridwan (owner KopiKuden dan Ketua JSM DIY).
Lebih lanjut Arief mengatakan, kekacauan negeri ini terjadi karena para pemimpin keluar dari zona hijau. Maksudnya, meninggalkan keikhlasan ketika memimpin. Ikhlas yang dimaksud adalah siddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan).
Pada bagian lain ia mengungkapkan keheranannya, politisi yang namanya sedang kontroversi justru senang jika popularitas negatifnya naik. Makanya ada istilah panjat sosial dan kemudian nantinya dengan mudah minta maaf. Contohnya adalah banyaknya baliho bergambar orang tertentu.
“Jangan terburu-buru menjual produk sebelum orang percaya dengan kita. Padahal kalau orang sudah percaya, kita tidak perlu jualan. Semakin kita cerewet, semakin kita tidak dipercaya,” tegasnya. Nabi Muhammad pun terlebih dulu membangun kepercayaan baru berdakwah.
Iklan yang baik adalah iklan yang tidak terlihat sebagai iklan. Dakwah pun seperti itu. Dakwah yang baik, tidak terlihat seperti dakwah. Mengajak orang lain, tanpa orang itu tahu kalau sedang diajak.
Ia memberikan tips agar usaha, seperti advertising, bisa “naik kelas”. “Nikmati prosesnya, coba delapan tahun fokus di satu bidang. Awali dengan mencintai, bukan karena uang. Setiap pagi, saya bangun dengan kegembiraan untuk mendesain sesuatu,” paparnya.
Bagaimana menaikkan brand? Menurutnya, jika tujuan brand makin besar, maka makin panjang pula perjalanannya. Dicontohkan, tujuan ke Jakarta dengan tujuan luar negeri, beda persiapan dan beda perlengkapannya.
Brand yang bertahan di masa krisis adalah brand yang paling kuat. Di masa krisis ini banyak brand tidak bisa beriklan, karena benak konsumen sedang kosong. Karena itu harus mencari strategi, pindah dari promosi mahal biaya ke yang biayanya murah.
“Setelah Covid nanti UMKM pasti berkurang, tapi juga lebih kuat,” tegas Arief. (*)
Ringkasan materi JSM Morning Talk #5 diperoleh mediamu.com dari Taufik Ridwan.
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow